Sabtu, 14 Agustus 2010
Teori Benua yang Pecah dan Peta Persebaran Species Kelomang Darat
Alkisah, jutaan tahun lampau ada sebuah benua besar yang diberi nama "Pangaea". Sebelum zaman es, kondisi kerak bumi masih labil. Lempeng-lempeng kerak bumi saling berbenturan dan akhirnya berpisah kembali.
Pangaea yang kemungkinan besar lokasi aslinya adalah Benua Afrika saat ini, konon "bubar jalan" menjadi 4 daratan, yaitu Amerika Selatan, Afrika sendiri, Anak Benua India (Indian Subcontinent) dan Australia. Afrika tetap berada di tempatnya, sementara Amerika Selatan bergeser ke barat, India ke arah timur laut, sementara Australia ke tenggara. Pergeseran ketiga pecahan Benua Purba Pangaea tersebut memakan waktu jutaan tahun hingga mencapai lokasi saat ini. Tentu saja selama pergeseran-pergeseran tersebut telah terjadi jutaan kali gempa bumi dahsyat maupun tsunami. Termasuk ketika India secara perlahan "membentur" Benua Asia - terbentuklah Pegunungan Himalaya ( penemuan sejumlah fosil hewan laut purba di sekitar Himalaya membuktikan bahwa wilayah yang sekarang merupakan Nepal, Bhutan, dan Tibet dahulu memiliki pantai ).
Asal Mula Kelomang Darat
Tidak jelas kapan kelomang laut berevolusi menjadi kelomang darat. Belum pernah ditemukan fosil "nenek moyang" kelomang darat, kecuali bekas jejak yang telah membatu. Saya berasumsi bahwa seluruh species kelomang darat lahir di Afrika. Berdasarkan kisah perpecahan Benua Pangaea bisa kita telusuri "perjalanan" persebaran & evolusi species-species kelomang darat yang ada saat ini. Boleh dikata, berdasarkan ciri-ciri fisik yang dapat kita amati pada species kelomang yang ada saat ini, diperkirakan terdapat 3 kelompok species yang menjadi "akar" pohon keluarga kelomang darat :
KELOMPOK I - kelompok species kelomang termuda yang berevolusi dari kelomang laut menjadi kelomang darat - kemungkinan besar hanya: [i]Coenobita perlatus & C.variabilis
KELOMPOK II - kemungkinan besar berasal dari satu species kelomang laut yang sudah lebih dahulu menghuni daratan: Coenobita rugosus, C.purpureus, C.compressus, C.rubescens, C.scaevola
KELOMPOK III - kelompok species kelomang darat yang diperkirakan sudah menghuni dan beradaptasi dengan daratan paling lama: Coenobita brevimanus, C.cavipes, C.clypeatus, C.spinosus, dan Birgus latro. Kelompok species ini hidup cukup jauh dari laut dan relatif jarang memerlukan air laut, walaupun ketika bertelur larva mereka tetap harus berkembang di laut. Ketam kenari saya rasa merupakan species yang termuda - merupakan evolusi dari C.brevimanus.
Persebaran Kelomang Darat
Masing-masing species kelomang darat merupakan satwa yang sudah sejak dahulu tidak pernah saling bertukar DNA, sehingga mereka tidak bisa dikawinsilangkan. Berdasarkan kisah tentang perpecahan Benua Purba Pangaea, memang masuk akal bahwa di kawasan Samudra Hindia dan Pasifik Selatan - yang terbentang dari Pantai Timur Afrika, hingga Pulau Paskah - terdapat 4 species utama yang dapat ditemukan, yaitu: Birgus latro, Coenobita brevimanus, Coenobita perlatus, dan Coenobita rugosus. "Saudara dekat" jenis C.rugosus adalah species C.rubescens yang menghuni Pantai Barat Afrika dan C.scaevola yang menghuni Pantai Laut Merah, Teluk Persia, dan Laut Arabia. Tidak jelas mengapa di Pantai Barat Afrika hanya terdapat 1 species kelomang darat, yaitu Coenobita rubescens.
Di Benua Amerika terdapat 2 species utama, yaitu C.clypeatus & C.compressus. Coenobita clypeatus (Caribbean Purple Pincer) mempunyai ciri fisik yang mirip dengan C.brevimanus.Boleh jadi, mereka memang berasal dari satu "nenek moyang". Barangkali, saat pecahan Pangaea yang saat ini menjadi Amerika Selatan masih berada tak jauh dari Afrika, sebagian besar larva Coenobita brevimanus ada yang berhasil "menyeberang" dan akhirnya beranak-pinak di pecahan benua tersebut. Coenobita compressus diperkirakan merupakan keturunan C.rugosus. Saat ini, species C.compressus merupakan satu-satunya species yang menghuni Pantai Barat Amerika. Anehnya, kelomang jenis ini (Ecuadorian) memiliki ciri fisik yang sangat mirip dengan jenis Coenobita purpureus yang persebarannya meliputi Kepulauan Ryûkyû hingga Asia Tenggara. Masih misterius bagaimana 2 species yang terpisah oleh jarak sejauh 10 000 km bisa memiliki kemiripan ciri fisik ( walaupun warna eksoskeleton yang dominan berbeda ); sebab tak mungkin larva kelomang menyeberangi jarak yang sedemikian jauh. Terbukti di Kepulauan Hawai'i tidak terdapat satu pun species kelomang darat, padahal letaknya yang hanya berjarak sekitar 5000 km dari Mexico ( habitat C.compressus) atau dari Polynesia ( yang dihuni oleh sekitar 6 species kelomang darat, termasuk ketam kenari ).
Kemungkinan besar, C.purpureus (Blueberry) merupakan keturunan jenis C.rugosus yang telah menghuni daratan Asia Tenggara. Semakin ke utara, mulai dari Kalimantan hingga Okinawa, populasi C.rugosus semakin sedikit, sementara jenis C.purpureus semakin banyak ditemukan.
Coenobita perlatus (Strawberry) memiliki persebaran yang luas, dari Pantai Timur Afrika hingga Polynesia. Tidak jelas, mereka ini merupakan evolusi dari jenis kelomang laut apa. Kelomang strawberry memiliki "kerabat terdekat", yaitu jenis C.variabilis (Aussie/Crazy Land Hermit Crab), yang wilayah persebarannya terbatas di Pantai Utara Australia hingga Kepulauan Pasifik Selatan. Semakin bertambah umur, C.perlatus cenderung hidup semakin menjauhi garis pantai.
Coenobita brevimanus, C.cavipes, C.spinosus, dan Birgus latro, menghuni wilayah yang terbentang dari Pantai Timur Afrika hingga Kep.Polynesia. Mereka pun sering terlihat hidup dalam habitat yang sama ( hutan di dekat pantai - namun bisa mencapai jarak sekitar 3-4 km dari garis pantai ). C.cavipes hanya dapat ditemukan dari Pantai Timur Afrika hingga Kep.Ryûkyû, namun sulit untuk ditemukan di wilayah Indonesia bagian timur. Di wilayah Kepulauan Pasifik justru sama sekali tak ditemukan species ini; justru jenis Coenobita spinosus yang berbulu lebat dapat ditemukan - mereka hidup bersama kelomang C.brevimanus dan ketam kenari.
Yang tidak jelas / paling unik, karena tidak memiliki kemiripan fisik dengan species lain adalah jenis Coenobita violascens.Ketika masih kecil mereka berwarna oranye atau merah api, namun seiring dengan bertambahnya umur, warna eksoskeleton berubah menjadi ungu kebiruan atau coklat tua. Wilayah persebarannya pun terbatas, mulai dari Indonesia hingga Kep.Ryûkyû. Di bagian barat Indonesia ( terutama Sumatra ), jenis C.violascens dominan, sementara semakin ke arah timur, species ini semakin jarang ditemukan. Species ini diperkirakan merupakan hasil evolusi salah satu species kelomang yang menghuni perairan payau di sekitar hutan bakau.
© 2007 Félix J.Wáng / HAPPY CRABBIE
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar