(istemewa)
INILAH.COM, Jakarta- Ilmuwan kaget menemukan air di hampir seluruh dataran bulan. Namun air itu tidak cukup banyak untuk minum astronot.
Data yang diambil dari tiga pesawat ruang angkasa mengindikasikan adanya air atau hydroxyl. Senyawa itu terdiri dari satu atom hydrogen dan satu atom oxygen sebagai lawan dari molekul pembentuk air yang terdiri dari dua atom hydrogen dan satu atom oksigen. Penemuan ini diterbitkan di Journal Science, Kamis.
"Ini sangat mengejutkan karena begitu luas," kata Lawrence A Taylor dari University of Tennessee, Knoxville, salah seorang penulis yang menganalisis data dari National Aeronautics and Space Administration yang menempatkan instrumen di atas satelit India, Chandrayaan-1.
Selama beberapa dekade, bulan dianggap sebagai tempat yang sangat kering. Sementara bagian yang gelap lebih dingin dari es, namun jika terekspos sinar matahari, es akan segera mencair.
Pengecualian terhadap daerah kawah yang secara permanen gelap (tidak terekspos matahari) di dekat kutub bulan. Data yang diumumkan bulan ini oleh NASA membenarkan adanya hidrogen di areal tersebut yang biasanya berbentuk air.
Jika air ada di daerah yang luas tentu akan semakin mempermudah penyeledikan masa depan bulan. Terutama jika air dalam jumlah besar bisa diambil dengan memanaskan tanah. Oksigen juga menjadi komponen utama untuk bernafas di sana, dan pemanfaatan dari kombinasi hidrogen dan oksigen dapat digunakan sebagai
bahan bakar roket atau generator.
Data Chandrayaan-1 menampakkan sinar matahari terpantul di permukaan bulan dan menemukan lubang besar di mana air dan hydroxyl menyerap cahaya infra merah. Dr. Taylor memperkirakan konsentrasinya sekitar satu liter air per meter kubik dari tanah dan batu bulan.
Air tersebut mungkin tercipta saat proton dari hembusan angin matahari menabrak permukaan bulan, membebaskan atom oksigen dalam mineral dan memungkinkan untuk bergabungnya proton dan elektron untuk membentuk air.
0 komentar:
Posting Komentar